Tata Cara Salat Tahajud: Waktu, Rakaat, Bacaan Surat dan Doanya
Kata tahajud berasal berasal dari kata “hujud” yang bermakna “hujud” bermakna tidur. Menurut Al-Biqa’i yang dikutip didalam tafsir Al-Misbah karya M.Quraish Shihab bahwa tahajud merupakan meninggalkan tidur untuk menunaikan salat.
Salat tahajud kerap disebut bersama salat malam (Qiyamul Laili). Namun, salat tahajud dan salat malam berbeda. Jika dilaksanakan di awal malam oleh sebagian ulama disebut salat malam (Qiyamul Laili). Sedangkan salat tahajud dilaksanakan di sedang malam.
Keutamaan didalam jalankan salat tahajud juga tercantum didalam Al-Qur’an. Sebagaimana Allah SWT berfirman didalam surat Al-Isra ayat 79: tata cara shalat tahajud
وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا
Arab-Latin: Wa minal-laili fa taḥajjad bihī nāfilatal laka ‘asā ay yab’aṡaka rabbuka maqāmam maḥmụdā
Artinya: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah anda sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat anda ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra:79).
Baca juga:
Doa Sholat Tahajud dan Artinya, Ini Waktu Paling Mustajab untuk Membacanya
Allah SWT juga berfirman didalam surat Al-Muzammil ayat 20:
إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِن ثُلُثَىِ ٱلَّيْلِ وَنِصْفَهُۥ وَثُلُثَهُۥ وَطَآئِفَةٌ مِّنَ ٱلَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَٱللَّهُ يُقَدِّرُ ٱلَّيْلَ وَٱلنَّهَارَ ۚ عَلِمَ أَن لَّن تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۖ فَٱقْرَءُوا۟ مَا تَيَسَّرَ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ ۚ عَلِمَ أَن سَيَكُونُ مِنكُم مَّرْضَىٰ ۙ وَءَاخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِى ٱلْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ ۙ وَءَاخَرُونَ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۖ فَٱقْرَءُوا۟ مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ۚ وَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَقْرِضُوا۟ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا۟ لِأَنفُسِكُم مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَٱسْتَغْفِرُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌۢ
Arab-Latin: Inna rabbaka ya’lamu annaka taqụmu adnā min ṡuluṡayil-laili wa niṣfahụ wa ṡuluṡahụ wa ṭā`ifatum minallażīna ma’ak, wallāhu yuqaddirul-laila wan-nahār, ‘alima al lan tuḥṣụhu fa tāba ‘alaikum faqra`ụ mā tayassara minal-qur`ān, ‘alima an sayakụnu mingkum marḍā wa ākharụna yaḍribụna fil-arḍi yabtagụna min faḍlillāhi wa ākharụna yuqātilụna fī sabīlillāhi faqra`ụ mā tayassara min-hu wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta wa aqriḍullāha qarḍan ḥasanā, wa mā tuqaddimụ li`anfusikum min khairin tajidụhu ‘indallāhi huwa khairaw wa a’ẓama ajrā, wastagfirullāh, innallāha gafụrur raḥīm
Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu jelas bahwasanya anda berdiri (sembahyang) tidak cukup berasal dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan berasal dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah memastikan ukuran malam dan siang. Allah jelas bahwa anda sekali-kali tidak sanggup menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, gara-gara itu bacalah apa yang gampang (bagimu) berasal dari Al Quran. Dia jelas bahwa akan tersedia di pada anda orang-orang yang sakit dan orang-orang yang terjadi di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang gampang (bagimu) berasal dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah utang kepada Allah utang yang baik. Dan kebaikan apa saja yang anda perbuat untuk dirimu niscaya anda mendapatkan (balasan)nya di segi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sebenarnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Muzammil: 20).
Keutamaan salat tahajud juga disebutkan didalam hadits selanjutnya ini:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يَرْفَعُهُ. قَالَ: سُئِلَ أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ؟ فَقَالَ: أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللهِ الْمُحَرَّمِ . (رواه مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan berasal dari Abu Hurairah ra, dan ia marfu’kan kepada Nabi Muhammad SAW, ia berkata: ‘Nabi Muhammad ditanya salat apa yang paling utama sesudah shalat Maktubah dan puasa apa yang paling utama sesudah puasa bulan Ramadhan?’ Lalu Nabi ﷺ menjawab: ‘Shalat paling utama sesudah shalat Maktubah adalah shalat di sedang malam dan puasa paling utama sesudah puasa bulan Ramadhan adalah puasa bulan Allah, Muharam’,” (HR Muslim).
Waktu dan rakaat salat tahajud
Waktu salat tahajud sanggup dilaksanakan selepas waktu isya sampai sebelum akan waktu subuh. Dikutip didalam buku “Panduan Sholat Sunnah Rekomendasi Rasulullah” karya Zezen Zainal Alim, ini bagian waktu didalam salat tahajud:
– Sepertiga malam, waktunya sekitar jam 20.30 sampai 23.00.
– Sepertiga kedua, waktunya sekitar jam 23.00 sampai 1.30 dini hari.
– Sepertiga ketiga, waktunya sekitar jam 1.30 dini hari sampai menjelang masuknya waktu subuh. Di waktu inilah waktu yang paling utama untuk jalankan salat tahajud.
Dikutip didalam NU Online, rakaat untuk mobilisasi salat tahajud tidak tersedia batas maksimal. Akan namun alangkah baiknya tiap tiap malam tidak dikosongkan berasal dari salat tahajud meskipun hanya dua rakaat.
Bacaan salat tahajud
Bacaan salat tahajud, selama yang diketahui tidak tersedia bacaan khusus. Setelah membaca Al-Fatihah, kita sanggup membaca surat Al-Qur’an lain.
Rasulullah SAW mengerjakan sholat tahajud bersama membaca surat pendek. Sebagaimana disebutkan didalam sebuah hadits, berasal dari Aisyah ra. ia berkata, “Apabila bangun pada malam hari, Rasulullah SAW mengawali sholat malamnya bersama mengerjakan sholat yang ringan, yakni bersama bacaan surat yang pendek.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi).
Tata cara salat tahajud
Cara jalankan salat tahajud secara umum serupa bersama salat fardhu. Hanya saja tidak serupa niat dan salat tahajud dilaksanakan bersama syarat tidur lebih-lebih dulu.
1. Membaca niat salat tahajud
Berikut bacaan niat sholat tahajud:
اُصَلِّى سُنَّةً التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Arab-latin: “Ushallii sunnata-t-tahajjudi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’alla.”
Artinya: “Aku niat sholat sunnah tahajud 2 rakaat, menghadap kiblat, gara-gara Allah Ta’ala.”
2. Takbiratul ikhram diikuti doa iftitah
3. Membaca surat Al Fatihah
4. Membaca surat didalam Al Quran
5. Rukuk
6. Itidal
7. Sujud
8. Mengulang gerakan layaknya rakaat pertama
9. Membaca doa tahiyat akhir pada rakaat kedua
10. Salam
Baca juga:
Waktu Utama Sholat Tahajud, di Awal atau Akhir Waktu Ya?
Setelah selesai salat tahajud, kita sanggup membaca doa. Berikut doa sesudah salat tahajud yang merupakan doa Rasulullah SAW layaknya diriwayatkan Bukhari dan Muslim:
اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ
Bahasa Latin:
Allâhumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa’dukal haq. Wa liqâ’uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan nâru haq. Wan nabiyyûna haq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haq. Was sâ’atu haq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a’lantu, wa mâ anta a’lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.
Artinya, “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau sinar langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu saya berserah. Hanya kepada-Mu juga saya beriman. Kepada-Mu saya pasrah. Hanya kepada-Mu saya kembali. Karena-Mu saya senang bertikai. Hanya pada-Mu basic putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lantas dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan tidak cuman Engkau. Tiada kekuatan upaya dan kemampuan tidak cuman bantuan Allah.”